- Back to Home »
- Manusia sebagai mahluk budaya
Posted by : Unknown
Senin, 30 Maret 2015
·
.Pengertian Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari kata“manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan,
setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
·
Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari
kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”.
Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Culture, merupakan
istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata
latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau
bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat. Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
Ø Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
”Cultural-Determinism”.
Ø Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai ”superorganic”.
Ø Menurut Andreas Eppink,
: kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Ø Menurut Edward Burnett
Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Ø Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan
itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
·
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk
berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk
yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar
dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan
kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling
sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping
tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain
itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan
bagi semua makhluk Tuhan
Dengan berbudaya,
manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan
merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat
berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.
Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952)
menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada
dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang,
tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari
manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan
tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan
binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia
untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk
belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan
untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir
simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan
yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting,
perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam
sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Hakikat kodrat manusia
itu adalah :
Ø sebagai individu yang
berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
Ø sebagai makhluk sosial
yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya
dan alam), dan
Ø sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan
hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak
berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat
kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia
tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah
makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat
karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber),
manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo
socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo
economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious),
sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk
pada hukum alam.
Manusia juga harus
bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu
interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan
yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah
dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu
pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan
yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun
bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang
diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai
mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang
terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur
dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat
kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas
kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan
menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari
pendidikan suatu bangsa.
·
Nilai-Nilai Kebudayaan
Nilai-nilai budaya
merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi.
·
Etika
Istilah etika berasal
dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’ yang berarti adat kebiasaan atau akhlak
yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku yang baik . Kebudayaan
merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup
bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan.
Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan.
Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk
bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang
menjaga tata aturan hidup.
Etika dapat diciptakan,
tetapi masyarakat yang beretika dan berbudaya hanya dapat diciptakan dengan
beberapa persyaratan dasar, yang membutuhkan dukungan-dukungan, seperti dukungan
politik, kebijakan, kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta
pelaksanaan secara konsekuen. Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik
lokal maupun nasional di mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan
adanya pihak-pihak yang memelihara kehidupan etika. Kesadaran etis bisa tumbuh
karena disertai akomodasi.
Etika (kesusilaaan)
lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk
hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi
kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma
menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang
bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada
awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban
lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan
akustik(instrumental).
Keduanya (proses
indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi
yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah
melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih
bertujuan untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A
Djelantik,Estetika SebuahPengantar.hal-3).
·
.Estetika
Estetika adalah ilmu
yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa,
sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan menggunakan
penilaian perasaan
Istilah Estetika
dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762) melalui beberapa
uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia
2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara
pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah
estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri
harus dibedakan dengan pengertian estetik.
Berbudaya, selain
didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika
menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya .
Manfaat nilai etika dan
estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat adalah menyadari bahwa
mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus
diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk
menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan
kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus
bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal
mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya
baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita sendiri dan agar
menjadi masyarakat yang berbudaya.
·
Moral
Moral adalah kebiasaan
berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk
berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
Sebagai bangsa yang
majemuk, Indonesia memiliki dua macam sistem budaya yang sama-sama harus
dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan sistem budaya
etnik lokal. Sistem budaya nasional adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang
berada dalam proses pembentukannya. Sistem ini berlaku secara umum untuk
seluruh bangsa Indonesia, tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik
lokal.
Nilai-nilai budaya yang
terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat prospektif, misalnya
kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa; pencarian kebenaran duniawi
melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi atas kreativitas dan inovasi,
efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan terhadap sesama atas dasar
prestasinya lebih daripada atas dasar kedudukannya; penghargaan yang tinggi
kepada kedaulatan rakyat; serta toleransi dan simpati terhadap budaya suku
bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri.
Nilai-nilai tersebut
menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai-nilai lain dari
nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai sistem budaya etnik lokal.
Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi
pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional. Kearifan-kearifan lokal itulah
yang membuat suatu budaya bangsa memiliki akar. Budaya etnik lokal seringkali
berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru, seperti
dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan teknologi, yang kemudian ditampilkan
dalam perikehidupan lintas budaya.
Kebudayaan di Indonesia
sangat beragam karena memiliki banyak perbedaan antar manusia yang berada di
tanah inonesia, namun Indonesia mempunyai semboyan bhineka tunggal ika yang
diartikan walaupun berbeda – beda tetapi tetap satu . pada setiap daerah
memiliki adat istiadat yang berbeda – beda pula, itulah yang membedakan aturan
– aturan di tiap daerah . seperti suku asmat di papua dengan pakaian khas bagi
kaum laki laki yang menggunakan koteka dan bahkan penduduknya ada juga yang tidak memakai busana, tetapi
hal itu tidak di langgar karena sudah menjadi tradisi disana . apabila hal
seperti itu ada di daerah Jakarta sudah dapat dipastikan sudah melanggar aturan hukum yang berlaku . Seperti itulah
mengapa peraturan di setiap daerah di Indonesia cukup beragam . budaya di
Indonesia sangat kuat karena adanya budaya yang turun – temurun dari nenek
moyang hingga sekarang . dan masih banyak acara adat di berbagai daerah untuk
melestarikan budayanya masing – masing daerah .
Perilaku manusia
berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan
sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang
berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari
peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun
hokum yang berlaku.
Oleh karena itu sifat
manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia khususnya bangsa
Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan banyaknya budaya yang
dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan
manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan tentu manusia yang
berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi sebaliknya
manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak
contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan
banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua
terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya Dan akibatnya mereka
tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung jawab.
Karena itu jadilah
manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat
akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam
menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan
sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia
bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab
dan bermartabat.
·
Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami
dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik
kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima
dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan
resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika
kebudayaan:
·
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
Dalam hal ini,
kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan
sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok
orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan
tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru
ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa
orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup
sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
·
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut
pandang.
Hambatan budaya yang
berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak
masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang
salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena
masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
·
Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk
mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan
hidup mereka ditempat yang lamA
·
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal
di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar
cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup
untuk menerima program-program pembangunan.
·
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat
mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap
hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara
turun-temurun.
·
.Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah
sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya
suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang
beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang
menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
·
Perkembangan IPTEK
sebagai hasil dari
kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom
dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu
generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
·
Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan
kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan
tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima
terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi
sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus,
ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh
pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup
generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya
yang baru diterima sekarang ini.
·
Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan
yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan
manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress
(kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan
melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
·
Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan
(difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan
nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh
globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini
adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif
bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif,
hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli
kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa
hilang dari masyarakat Indonesia.
·
Manusia Sebagai Makhluk Beradab
Pengertian adab menurut
bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu
tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah “Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan
yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah
yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan
berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari kata ‘adab’ yang berarti
kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket. Peradaban dapat diartikan pula
hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang
tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab
terhadap mereka yang biadab. Istilah
peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan
yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena
dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
Ø Akal berfungsi sebagai
alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ø Nurani berfungsi sebagai
alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
Ø Kehendak berfungsi
sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan
Masyarakat yang beradab
dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan
budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan
telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju
dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan
dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut
masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi
selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek
kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan peluang untuk mangembangkan
peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat bangsa dapat diukur
atau diklasi – fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai
fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan,
ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam
pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi
dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab
adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah
laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat
maupun norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang
tidak beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan
keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan
diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran. Manusia tak beradab, berpendidikan
tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak
hawa nafsu. Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi
manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga
diri bukan lagi menjadi barang mahal,
harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi
perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab,
berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang lebih
hina dari masyarakat jahiliyah. Manusia
tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang luas, tapi
tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah
istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan
yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.
Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau
pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
·
Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu
fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat
global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi
informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi
ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara
mendasar.
Globalisasi sebagai
fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat
internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang
canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn
mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini
kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti
hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh
pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi
pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan
semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh
globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan
penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi
manusia.
Pengaruh globalisasi
terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang
beroperasi tanp mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya
ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan,
akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional.
Pengaruh globalisasi
terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini
berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi
jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan
komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga
memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya
perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.
·
Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban
di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam
bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional
kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat
ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih
beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan
terpinggirkannya kesenian asli Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional
wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini
tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan
mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia
yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk
yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah
mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari
mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga
merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh
globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada
konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi
merasa senasib, sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman
perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka
untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak.
Hal ini juga berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia
dalam konteks hubungan kemasyarakatan.
Contoh lain adalah
kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata lain
masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis
yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban
yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah
tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di
daerah ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang
biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa
Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan
lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
·
.Wujud dan Perkembangan Peradaban
Tiga Periodisasi
Peradaban (Alvin Tofler) yaitu gelombang
perubahan dari meramu (food gathering) menjadi budaya cocok tanam (peradaban
pertanian) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban industri, peradaban
informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan
Peradaban dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ø Gelombang pertama
sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya
meramu ke bercocok tanam. ( revolusi
agraris). Mengalami perkembangan pesat yang disebut evolusi hijau (green
revolution). Pada masa ini terjadi
perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul, pemupukan,
pembasmian hama dan mekanisasi)
Pada masa ini terjadi
perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan
pesawat 1769 James Watt – mesin
uapnya, Thomas Alpha Edison –lampu
pijarnya. Kondisi tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban
industry yang menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four
tiger) : Korea Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong.
Ø Gelombang kedua sebagai
tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil
dan pesawat terbang.(revolusi industri). Perkembangan IPTEK industri sangat
berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik . Kemajuan media elektronik berpengaruh pada
penyebaran informasi yg cepat di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa
teknologi dunia. Kehidupan budaya
memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi.
Ø 2.Gelombang ketiga
sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan komputer
atau alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level “the age high mass consumption”, Komputer,
internet, satelit . Hal yang menarik
dikenal Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi
tuntutan dalam rangka membuat program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai informasi, menyimpan
maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.
Wujud dari peradaban
dapat berupa :
Ø Moral : nilai-nilai
dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
Ø Norma : aturan, ukuran,
atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik
atau buruk.
Ø Etika : nilai-nilai dan
norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur
tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
Ø Estetika : berhubungan
dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity),
keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
·
Problematika Peradaban
Kemajuan IPTEK Bagi
Peradaban Manusia : Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan
tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia. Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv)
memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah:
Ø Proses yang meningkatkan
nilai tambah
Ø Produk yang digunakan
dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
Ø Struktur atau sistem di
mana proses dan produk itu dikembangkan dan Digunakan
Sedangkan dampak adalah
suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak teknologi adalah akibat
yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat buruk
dalam kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak
positif dan negatif dari kemajuan
teknologi dalam kehidupan manusia
Dampak Globalisasi Bagi
Peradaban Manusia :
Dampak Positif
Perubahan Tata Nilai dan
Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran
nilai dan sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi rasional
Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
Tingkat Kehidupan yang
lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggihmerupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak
Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah
sebagai berikut.
- Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri
yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan
begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada.
- Sikap Individualistik
Masyarakat merasa
dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka
adalah makhluk sosial
- Gaya Hidup
Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat
baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif yang mulaimenggeser
budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan
bebasremaja,dan lain-lain.
- Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu
komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi
dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individudengan
individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangansosial
1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
2. PENGERTIAN• Manusia adalah makhluk berbudaya. Dengan
berbudaya manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.•
Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam kehidupan manusia yang dapat
berkembang dan dikembangkan melalui sikap- sikap budaya yang mampu
mendukungnya.• Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan
dasar hidupnya.
3. TINGKATAN KEBUTUHAN MANUSIA• Kebutuhan fisiologis;
merupakan kebutuhan dasar dan primer. Menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar
manusia seperti makan, pakaian, tempat tinggal, seks, dsb.• Kebutuhan akan rasa
aman dan perlindungan. Menyangkut perasaan, bebas dari rasa takut, perlindungan
dari bahaya dan ancaman, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.•
Kebutuhan sosial. Meliputi kebutuhan akan dicintai, diakui sebagai anggota
kelompok, persahabatan, setia kawan, kerjasama, interaksi, dsb.
4. TINGKATAN KEBUTUHAN MANUSIA• Kebutuhan akan penghargaan;
meliputi kebutuhan dihargainya kemampuan, keudukan, jabatan, status, pangkat,
dsb.• Kebutuhan akan aktualisasi diri; meliputi kebutuhan untuk memaksimalkan
penggunaan potensi-potensi diri, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri,
prestasi,dsb.
5. KEBUDAYAAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA• Untuk memenuhi
semua kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai pedomannya.•
Dalam hal ini kebudayaan berfungsi sebagai pedoman hidup dan pengarah bagi
tingkah laku manusia, sehingga ia mengerti bagaimana harus bersikap,
berperilaku, bertindak, baik secara individu maupun kelompok.
6. KEBUDAYAAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA• Kebudayaan
mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia
berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam
cara memenuhi kebutuhan tersebut.• Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah
antara manusia dengan makhluk lain/hewan.
7. MANUSIA DAN KEMANUSIAAN• Kemanusiaan merupakan hakikat
dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi harkat martabatnya.•
Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi keharusan atau tuntutan
untuk berkesesuaian dengan hakekat manusia.
8. MANUSIA DAN KEMANUSIAAN• Hakekat manusia Indonesia antara
lain tercermin dalam Panca Sila, seperti Kemanusiaan yang adil dan beradab.•
Hal ini berarti sikap dan perbuatan manusia harus sesuai dengan nilai-nilai
kesopanan dan susila, norma, moral, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia,
maupun lingkungan.
9. MANUSIA DAN KEMANUSIAAN• Prinsip kemanusiaan yang ada
dalam diri manusia menjadi penggerak manusia untuk berprilaku yang seharusnya
sebagai manusia.• Dengan demikian, sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak
saling menindas, tetapi saling menghargai dan saling menghormati dengan pijakan
prinsip kemanusiaan.
10. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN• Manusia merupakan pencipta
kebudayaan karena dianugerahi akal dan budi daya.• Dengan akal dan budi daya
itulah manusia dapat menciptakan dan mengembangkan kebudayaan.• Kemampuan
manusia untuk mencipta dan mengembangkan kebudayaan inilah yang menjadikan
manusia dikatakan sebagai mekhluk berbudaya.
11. SISTEM BUDAYA INDONESIA• Sebagai bangsa yang majemuk,
Indonesia memiliki dua macam sistem budaya yang harus sama-sama dipelihara dan
dikembangkan, yaitu sistem budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal.•
Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat
prospektif, seperti kepercayaan/religius, pencarian kebenaran duniawi melalui
jalan ilmiah, penghargaan yang tinggi atas kreativitas dan inovasi, efisiensi
tindakan dan waktu, penghargaan terhadap sesama atas dasar prestasi, toleransi
dan simpati terhadap budaya lain.
12. SISTEM BUDAYA INDONESIA• Nilai-nilai budaya etnik lokal
merupakan nilai- nilai budaya yang terdapat dalam sistem budaya etnik lokal,
yang ditampilkan dalam berbagai bentuk kearifan lokal, bahasa, seni, tata
masyarakat, dan teknologi.• Nilai-nilai budaya ini tersebar pada berbagai suku
bangsa yang ada di Indonesia.
Posting Komentar